Sabtu, 24 September 2016

Sinopsis MV Return Lee Seung Gi

LOVE SKIZOFERNIA


Kisah ini terinspirasi dari MV milik Lee Seung Gi yang berjudul Return 
Kalian bisa liat MV nya di channel Youtube di sinih  
https://www.youtube.com/watch?v=Xw0URnMrFV8


Love Skizorfernia 

''Pasien Nomor 7 dipersilahkan masuk" suara suster memanggil nomor antrian.
Terlihat seorang ibu yang menarik paksa anak laki-lakinya masuk keruangan, mereka adalah pasien antrian nomor 7 itu terlihat dari nomor yang dipegang ibu tersebut. Ibu dan anak laki-lakinya masuk dan menutup pintu yang bertuliskan Ruang Psikiater . 

dr.Bagas Anggara, tulisan name tag terpasang dijubah dokter yang dikenakan oleh pria muda tampan berumur 26 tahun . 
"PLaaaaak "
Suara si ibu memukul kepala anak lelakinya denga keras , anak itu hanya tertunduk . 
"kau lihat, tidak bisakah kau jadi seperti dr.Bagas? dia begitu muda, tampan , pintar dan membanggakan, sedangkan kau hanya bisa membuat ibu dan keluarga ibu malu" 
Dokter Bagas hanya tersenyum sinis 

'Ayolah jangan seperti itu Nyonya" 
''Kau tau dokter, dikehidupan selanjutnya aku menginginkan putra sepertimu, aku menyesal telah melahirkan anak seperti dia" ucap ibu ketus menyindir anaknya. 
dr.Bagas menjatuhkan pulpennya dengan keras, matanya berubah memerah 
"Dulu aku juga seorang pecandu sama seperti dia !!!"
Pernyataan tersebut sontak membuat ibu dan anak itu melongo .




Pasien terakhir akhirnya keluar meninggalkan ruangan, Dokter Bagas keluar dibelakang pasien tersebut dengan baju baju biasa. Jam menunjukan waktu pukul 9 malam . 
''Kau sudah bekerja keras'' sapa dokter Bagas pada suster 
''Ah.. . iyah, anda juga dokter, pasien hari ini cukup banyak '' balas suster dengan senyum super manis 
''Apa perlu memanggil cuti ? '' usul dokter Bagas
''Tidak perlu seperti itu, aku baik-baik saja. Toh besok sudah jum"at itu berarti lusa libur 2 hari sabtu & minggu kan ?'' jawab suster malu-malu 
''Tapi besok aku tidak masuk,agak lelah jika kau masih semangat besok masuk saja'' canda dokter Bagas mengejek
Suster merasa dia suda salah faham "ah , begitu yah ?"
"kalau begitu aku pulang dulu , kau juga segera pulang, jangan terlalu semangat bekerja" pamit dr.Bagas dengan tersenyum
Dia meninggalkan klinik, suster hanya bisa tersenyum dan menatap kepergian dokter tampan itu.
"sungguh jika bukan karena kau tampan aku sudah menendang kakimu tadi dokter !" keluh suster sembari mengambil nafas panjang .





Esoknya dr.Bagas mengendarai mobil mewahnya menyususuri hutan dengan senyum terpasang di wajahnya. Dia menepikan mobilnya ke pinggir jalan yg masih berada di tengah hutan.  Dia turun dan berjalan menyusuri pepohonan. Tiba-tiba kakinya serasa menyentuh sesuatu, sebuah kuas lukis dan langsung diambilnya. Terdengar suara tawa gadis, dia langsung mendekat ke sumber suara tersebut .


Sampai akirnya terlihat seorang gadis remaja cantik yang berjalan riang menyusuri hutan.
Bagas terus mengawasi dan mengikuti gadis itu dari belakang, Hingga sampailah gadis itu ke sebuah tempat indah yang sudah ada piano disana. Gadis itu memainkan piano dengan bahagia.
Bagas tersenyum dan berniat menghampirinya untuk berduet, tapi dari belakang muncul seorang remaja laki-laki yang mendahuluinya. Remaja itu menghampiri si gadis, sambil memegang bahu dia memanggil gadis itu "Ralisa". Keduanya berduet memainkan piano dengan senyum bahagia dan saling tertawa.


Bagas tersenyum malu memperhatikan kedekatan mereka. Saat dia mengalihkan perhatiannya sebentar keduanya sudah tidak ada, Bagas terus mencari-cari keberadaan mereka, sampai akhirnya pandangannya tertuju ke atas pada dedauan yang disinari Matahari dan sinar itu menyilaukan pandangan mata Bagas.

Bagas remaja duduk di kursi belakang mobil sambil melihat pemandangan sepanjang jalan, Ayanya terus mengomel padanya. 
"Ayah ini seorang Jenderal, apa kau tidak ingin seperti ayah ? " 
Belum sempat Bagas menjawab Ayahnya terus memarahinya.
"Kau sudah dewasa, harusnya tau mana yang boleh dan mana yang tidak boleh kau lakukan! Sekarang Ayah terpaksa menyerahkanmu pada ibumu, kau tau betapa malunya aku ? "

"Sudahlah, tuan muda sudah menjalani rehabilitasi selama 1 tahun, dia sudah menjadi Bagas yang baik lagi, iyakan tuan muda?" Bela pak supir 
Bagas terus terdiam 
"Untuk apa kau membelanya, dia tidak akan terharu ataupun merasa berhutang budi." 
Mereka terus melanjutkan perjalanan, Ayah dan pak Supir terus bercanda mengenang masa muda mereka. Bagas hanya duduk diam dengan muka masam.

Sampailah mereka pada tempat yang dituju
"SELAMAT DATANG DESA BOJONG" 

Mereka tiba didepan sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas dan hijau.
Seorang wanita anggun dan sepasang kakek nenek suda siap menyambut kedatangan mereka. Mereka adalah Ibu Bagas(mantan istri ayahnya Bagas) dan kakek nenek dari ibu Bagas. 
"Orang kota datang juga akhirnya" ledek ibu 
Ayah dan pak Sopir keluar dari mobil dan membawa tas serta koper ke dalam rumah 
"Maaf, sudah menyusahkanmu lagi." kata Ayah 
"Memang kapan kau tidak pernah menyusahkanku ?" jawab ibu dengan bercanda 
"Baiklah!baiklah! ini semua salahku, aku lalai hingga akhirnya aku mengalami kegagalan lagi, Rita!Ayah!Ibu! Mohon rawat Bagas dengan baik ." Ayah memohon 
Kakek & Nenek hanya menanggapi dengan senyum kecut, nampaknya mereka masih belum bisa memaafkan mantan menantunya itu.
"Kau ini memang tidak pernah berubah ya, masih saja kaku seperti dulu " kata ibu mencairkan suasana 

Flash Back !!!

Orang tua Bagas bercerai saat anaknya masih berusia 7 tahun. Ibu sudah tidak tahan dengan sikap ayah yang dingin & cuek seakan tidak perduli dengan keluarganya serta selalu mementingkan tugas sebagai Tentara.
Puncaknya saat ibu hamil tua (adik Bagas) namun sang ayah masih saja pergi bertugas ke luar kota. Sampai akhirnya ibu mengalami keguguran. Setelah ayah pulang dari tugas mereka akhirnya memutuskan untuk bercerai namun hak asuh dimenangkan oleh ayah di pengadilan karena pada saat itu ibu hanya seorang wanita biasa yang tidak mempunyai penghasilan sendiri . 

Flash Back End !!!

"Apa kau tidak mau keluar anak nakal !" bentak ayah 
Akhirnya Bagas turun dari mobil , ibu langsung memeluk dan menciumi pipi anak kesayangannya itu :D 
"Jagoan Mama suda besar sekarang" 
"Sudah besar kenapa masih saja menciumiku seperti anak kecil?"
"Kau semakin besar dan semakin membuat masalah" ibu menjewer telinga Bagas hingga memerah 
"Hei, jangan seperti itu telinganya bisa lepas jika kau menjewernya sekuat itu" bela nenek 
"Aku langsung pamit saja ya? karena ada urusan yang harus diselesaikan " ayah pamit 
ibu " baiklah, hati-hati dijalan dan jaga kesehatanmu tuan super sibuk " 
Ayah bersama pak sopir pergi dengan mobil meninggalkan anaknya bersama ibunya . 

Ibu menunjukan kamar Bagas dan mengingatkan bahwa besok Bagas sudah harus berangkat ke sekolah . 

"Apa bedanya tempat ini dengan panti rehabilitasi, HAH , membosankan !!! "
keluh Bagas sembari merebahkan tubuhnya di kasur 



~ ~ ~



*Keesokan harinya*

Wali kelas memperkenalkan Bagas sebagai murid pindahan dari Jakarta. 
Semua teman sekelasnya heboh terutama para siswi karena murid pindahannya ternyata ganteng . Bagas sama sekali tak menghiraukan kehebohan teman-temannya itu , pandangannya tertuju pada siswi cantik yang duduk di kursi belakang. Bagas akhirnya dipersilahkan duduk setelah memperkenalkan diri didepan taman-teman barunya. Ia memilih duduk dibelakang, disamping siswi yang sedari tadi mencuri perhatiannya. Bagas melirik sambil tersenyum kecil . 

Hari-hari disekolah barunya biasa-biasa saja dan terasa membosankan baginya( maklum anak kota masuk desa) dia sulit beradaptasi. Terlebih lagi setiap ari dia terus menerima banyak hadiah dan surat dari para siswi dimejanya. Bagas tidak pernah mengambil hadia dan membaca surat-surat itu, teman siswa sekelasnya lah yang menikmati hadiah-hadiah itu . HAHAHAHA 




Sampai sekarang dia masih belum berani menyapa siswi cantik yang duduk disebelahnya, Bagas semakin tertarik padanya karena hanya dia siswi yang tidak perduli padanya dan selalu fokus pada pelajaran saja. 
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Bagas datang juga, Hari ini guru matematika yang galak meminta murid-murid menunjukan tugas pekerjaan rumah minggu lalu . Ralisa *name tag siswa * terlihat gugup sembari mengacak-acak isi tasnya , buku PR nya tertinggal, Bagas yang melihatnya merasa prihatin diapun berinisiatif menyembunyikan buku PR nya dilaci meja. 
Hanya Bagas dan Ralisa yang berdiri, itu berarti mereka berdua dianggap tidak mengerjakan tugas Pekerjaan rumah. Guru menghukum mereka berdiri di depan kelas selama pelajarannya berlangsung, tidak hanya itu selama jam istirahat mereka dihukum membersihkan kelas dan toilet. 
Ralisa terlihat sedih, tapi tidak dengan Bagas, dia terlihat senang karena akhirnya dia bisa berduaan dengan Ralisa. 
Ralisa terlihat melamun saat membersihkan kaca kelas , tiba-tiba ada kain dan tangan yang mengikuti gerakan tangannya di kaca luar. Bagas muncul dan meledek Ralisa, sontak Ralisa kaget dan langsung tertawa . Akhirnya mereka bisa lebih dekat sekarang . 




Pulang sekolah Bagas menunggu Ralisa di depan gerabang sekolah agar bisa pulang bareng. 
"Sepertinya rumah kita searah, ayo pulang besama!" ajak Bagas 
"Baiklah, rumahku tidak jauh dari sinih dan sepertinya kita memang searah" jawab Ralisa mengiyakan 
Mereka terus bercanda dan tertawa sepanjang jalan , hingga dipersimpangan ...
"Rumahku ke kiri, rumahmu kearah kanan kan ? " kata Ralisa 
"Bagaimana kau tau, kau memperhatikanku yah ?" goda Bagas 
"Hanya rumahku yang keara sini" Ralisa menjawab sambil melambaikan tangan dan meninggalkan Bagas yang masih bingung dengan ucapannya. 


~  ~  ~
Bagas celingukan dilapangan olah raga mencari Ralisa. Dia tidak pernah melihatnya ikut jam olah raga. Diam-diam Bagas keluar dari lapangan bolos jam pelajaran olah raga untuk mencari sahabatnya itu. Dia mencari ke kelas, perpustakaan, kantin, dan UKS tapi tidak menemukannya. Terdengar suara alunan piano dari ruang musik. Penasaran dia masuk dan melihat ternyata Ralisa  lah yang bermain piano dengan nada sendu itu . 
"Mencariku?" suara Ralisa menghentikan permainan pianonya 
Bagas mendekat "Kau tidak pernah ikut jam pelajaran olah raga yah?" 
"Hmmmm!" Ralisa menggelengkan kepalanya 
"kenapa?kau sakit" tanya Bagas khawatir 
Dengan datar Ralisa menjawab" aku tidak suka berkeringat dan tidak suka terkena panas matahari" 
Bagas kesal dan Ralisa hanya tertawa geli 
"kau sendiri sedang apa disini?" 
Bagas "aku hanya sedang bosan saja"
Ralisa "benarkah?" #kepo
"permainanmu lumayan juga, ayo mainkan sebuah lagu bersama, aku bisa main gitar" ajak Bagas mengalihkan topik pembicaraan mereka 
Mereka mencoba memainkan beberapa lagu namun tidak ada yang cocok, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah lagu dan memainkannya dengan bagus dan kompak .
#Izinkan aku menyayangimu by Iwan Fals ft Geisha# 
~  ~  ~
Pulang sekolah Ralisa mengajak Bagas ke sebuah tempat dipinggir hutan. Tempat itu benar-benar indah Bagas sampai terkagum melihatnya. Ternyata tempat itu sering dikunjungi oleh Ralisa saat ia sedang ingin melukis. 
Ralisa menunjukan hasil lukisannya pada Bagas. Bagas kagum dan memujinya , iapun minta diajari oleh sahabtnya itu. Ralisa pun dengan senang hati mau mengajari Bagas melukis. Tapi Bagas tidak serius dan malah iseng mencoret pipi Ralisa dengan cat . Alhasil merekapun perang cat, saling mencoret-coret wajah . 
Lelah mereka pun membersihkan wajah mereka di sungai. 
Bagas "Kau tidak suka berteman dengan yang lain yah?"
Ralisa " siapa bilang? kau saja yang tidak melihatnya "
Bagas " aku tidak pernah melihatmu berbicara dengan yang lain, coba sebutkan siapa saja temanmu selain aku ?''
Ralisa " Tidak mau, memangnya semua hal harus ku laporkan padamu?"
"Dasar kau " Bagas gemas 
Ralisa" Ayo pulang, sudah sore"
Bagas dengan canggung " Apakah aku boleh mengantarmu pulang hingga kerumah ?"
Ralisa "Tentu saja aku takut pulang sendiri" 
Bagas mengantar Ralisa sampai didepan rumahnya, Bagas meminta Ralisa masuk kerumah dulu sebelum dia pergi 
"Baiklah, kau hati-hati di jalan sampai jumpa besok "
"Hmmm" Bagas mengangguk 
Ralisa masuk kerumahnya, terlihat seorang wanita dari jendela tidak suka melihat Bagas
"Mungkin itu ibunya, dia pasti marah karena kami pulang malam" Bagas merasa bersalah dan langsung bergegas pulang . 
Bagas sampai rumah jam 11 malam, ternyata dia nyasar. wkwkwkwk 
Untung saja dia ditemukan oleh tukang kebunnya di jalan . 
~  ~  ~



Karena semalam dia tidur terlalu malam jadinya dia mengantuk sepanjang pelajaran. Ralisa tersenyum melihat sahabtnya yang mengantuk itu.
Saat istirahat Ralisa membawakan jus segar untuk Bagas. 
Bagas terlihat senang dan langsung meminumnya tapi tetap saj dia tidak bisa menahan kantuknya.
Diapun akhirnya tertidur dikelas, teman-temannyayang iseng menggambar sesuatu di pipinya. 
Bagas terbangun dan melihat Ralisa membawa banyak buku, dia keluar untuk menyapanya 
"Ralisa terimakasih untuk jusnya"
Ralisa berbalik, dia syok dan langsung menjatuhkan buku-bukunya 
"kau tidak apa-apa?" tanya Bagas Khawatir 
PLAKKK
Ralisa menampar pipi Bagas dengan keras"Dasar Cabul" 
"Apa ?" Bagas bingung 
Teman-temannya tertawa dan memperlihatkan wajah lucu Bagas dengan cermin milik siswi lain, ternyata ada gambar kanc*t di pipi Bagas 
Pulang sekolah , sepanjang jalan Bagas terus meminta maaf dan mengaku bukan dia yang menggambarnya ( ya iyalah masa gambar sendiri ) . 
Tapi Ralisa tetap diam dan jutek menghindari Bagas dan berjalan mendahuluinya.
Bagas frustasi dan berteriak "AHHHHHHHH"
Karena kesal Bagas menghadang teman-temannya yang telah menggambar kanc*t dipipinya.
"Hei, kalian berhenti!!" ancam Bagas
merekapun berhenti dan terus tertawa meledek Bagas 
Andi" wah jagoan kita dari Jakarta datang , ingin digambar lagi ya ? kau ingin digambar apa? Kut*ang? " ledeknya 
Bagas "Minta Maaf "dengan wajah tertunduk menahan marahnya
Adi" Baiklah-baiklah kami minta maaf, tidak perlu semarah itu kan ?"
Bagas "Bukan padaku Bodoh, minta maaf pada pacarku dan jelaskan semuanya"
Andi sirik "siapa pacarmu? dari sekian banyak siswi disekolah ini, siapa yang kau pilih menjadi pacar , hah? "
Bagas "Ralisa , pacarku Ralisa , siapa lagi memangnya ?"
Semuanya temannya syok mendengar pernyataan Bagas, bahkan siswi lain yang mendengarny terlihat sedih dan patah hati . 
Siswi lain " Kelas berapa di? beruntung sekali "
Andi "kami tidak mengenalnya, kelas berapa dia?"
Bagas " tidah usah pura-pura tidak mengenalnya"
Andi " tapi kami benar-benar tidak tau siapa dia, apa dari sekolah lain ?"
Andi dan lainnya terlihat bingung dan acuh meninggalkan Bagas sendiri yang mengoceh 
Karena tidak mampu lagi menahan emosinya, Bagas langsung menendang punggung Andi dan langsung membuatnya tersungkur dijalan. Tidak terima, teman-temannya merekapun membalas memukul Bagas mereka berkelahi ditengah jalan, siswi yang melihatnya berteriak histeris . Karena kalah jumlah (1:4) Bagas kalah dan babak belur dihajar mereka. 

~  ~  ~


Ralisa duduk dengan cemberut dimejanya, Bagas datang dan langsung meletakan jus yang di tempeli pos it , Ralisa membacanya satu persatu 
~sungguh bukan aku yang melakukannya 
~aku sudah menghajar mereka 
~kau jelek saat marah  
~Tersenyumlah 
Senyum langsung mengembang di bibir Ralisa, tapi saat ia menengok ke arah Bagas senyumlah langsung hilang karena melihat wajah ganteng Bagas yang biru lebam . 
Pelajaran matematika sudah dimulai,pak guru meminta Bagas dan Ralisa maju ke depan, bukan dihukum lagi melainkan untuk menjawab soal di papan tulis. 
Bagas terlihat serius menuliskan jawabannya di papan tulis, sedangkan Ralisa tidak fokus dan terus memperhatikan wajah Bagas dengan sedih. 




Jam istirahatpun tiba, Bagas berlari ke gedung musik, disana sudah ada Ralisa yang menunggunya sembari bermain piano, Bagas menghampirinya dan memegang pundak Ralisa
"Ralisa" panggilnya dengan senang 
Bagas "kau sudah tidak marah lagi padaku kan ?"
Ralisa " Hmmm, maaf harusnya aku lebih percaya padamu" jawabnya penuh sesal 
Merekapun berduet memainkan piano dengan nada asal-asalan, tanpa sengaja jari mereka saling bersentuhan, mereka saling menatap dengan canggung . Bagas mendekatkan wajahnya ke Ralisa dan mengecup lembut bibir Ralisa 
Bagas " Jadi kita resmi pacaran sekarang ?" 
Ralisa menggelengkan kepala " Belum " 
Bagas dengan kesal " lalu yang tadi itu apa?"
Ralisa menatap Bagas dan menuliskan tanda tangannya di dada Bagas dengan jarinya. Bagas mengerutkan kningnya karena bingung 
"sekarang dihatimu cuma ada aku" jelas Ralisa dengan malu 
Bagas " oh , hahaha, baiklah kau juga ..."
Ralisa langsung menutup dadanya dengan kedua tangannya 
Bagas tertawa, dia menuliskan tanda tangannya di kening Ralisa " aku bukan cabul , sekarang hanya aku yang boleh kau fikirkan " . 
Dua sejoli itu saling pandang dan tersenyum bahagia sekarang 






*1 bulan kemudian 
Bagas menunggu pacarnya didepan gerbang sekolah, dan akhirnya orang yang ditunggu datang 
 Bagas "kau ingat, hari ini hari jadi kita yang pertama"
Ralisa " kita kan baru 1 bulan pacaran" 
Bagas "Benar sekali, kita harus merayakannya setiap bulan.Aku membuat lagu untukmu, pulang sekolah ayo kita bertemu di gedung musik"
Bagas langsung ngeloyor pergi tanpa mendengarkan jawaban Ralisa 
Bel pulang akhirnya berbunyi juga, Bagas endak menyusul Ralisa yang suda pergi duluan, tapi teman-temannya mencegahnya .
Andi "Hari ini ada pertandingan basket dengan sekolah lain, kau harus ikut!"
Bagas "aku tidak bisa , yang lain sajala " tolaknya 
Andi "kau masih marah padaku yah, kau ini pria atau wanita, aku tidak mau tau . Ayo ikut !"
Teman-teman yang lain memaksa Bagas , akhirnya dia pasrah 
Bagas"baiklah, tapi aku hanya bisa bermain sebentar saja ya"
Pertandingan basket antar sekolah itu pun dimuali . Skor SMP N 1 Bojong tertinggal . Bagas tidak terima , dia menyusun strategi dengan yang lain . Danakhirnya merekapun menang dengan Bagas yang memasukan banyak bola ke ring lawan , 
Ralisa masih menunggu Bagas di gedung musik dengan gelisah 
Setelah pertandingan usai, mereka berniat merayakannya, Bagas tidak bisa menolak. Bagas melihat jam tangnnya yang menunjukan pukul 7 malam. Dia diam-diam pergi meninggalkan teman-temannya. 
Bagas pergi ke rumah Ralisa . Ibu Ralisa hanya menengok di balik pintu
Bagas" apa Ralisa sudah pulang tante? "
Ibu Ralisa "Ralisa tidak ada" langsung menutup pintu 
Panik
Bagas langsung berlari ke sekolah dia cemas Ralisa masih menunggunya disana. 
Benar saja Ralisa masih menunggunya di gedung musik, ia duduk dan ingin memainkan piano namun pandangannya kabur dan langsung jatuh pingsan . 
Bagas akhirnya sampai di depan gedung musik, saat hendak masuk seseorang memegangnya 
ternyata itu pekerja bangunan 
pekerja " kau tidak boleh masuk kesana, gedung ini akan dirobohkan"
Bagas " tapi temanku menunggu didalam"
pekerja"kau gila, tidak ada siapapun didalam"
Bagas " Tidak mungkin, lepaskan aku, aku mau masuk , Ralisa keluarlah aku sudah datang" 
Bagas terus meronta dan berteriak memanggil Ralisa , para pekerja menariknya menjauh dari gedung. Gedungpun akhirnya dihancurkan dan dirobohkan dengan alat berat . Bagas terus menangis dan memanggil Ralisa samapai akhirnya dia lemas dan pingsan . 
~  ~  ~
Ibu Bagas terlihat menangis saat berbicara dengan dokter diruangannya 
Dokter " apa Bagas pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang sebelumnya? '
ibu " dia memang pernah menjadi pecandu, tapi dia sudah menjalani rehabilitasi selama setahun "
Dokter " kalau begitu benar diagnosis saya, Bagas mengidap Skizofernia!"
ibu "apa itu dokter?"
Dokter : anak ibu berhalusinasi mempunyai sesorang yang selalu menemaninya. Dia merasa mempunyai seorang kekasih bernama Ralisa, kondisinya cukup parah , tapi ibu jangan khawatir dia masih bisa disembukan "
ibu syok, mengis dan menyalakan dirinya sebagai penyebab penyakir Bagas 
Dokter menjelaskan semuanya pada Bagas, Bagas hanya diam tak percaya dengan yang dikatakan dokter. Ibu terus memeluk anak kesayangnnya itu untuk memberi ketenangan . 
Bagas di rawat beberapa ari sampai kondisinya membaik 

*2 minggu kemudian 
Bagas kembali ke sekolah , dikelas dia masih meliat Ralisa yang sedang serius mengikuti pelajaran . 
Bagas di panggil wali kelas ke ruang guru . Dia melihat Ralisa tersenyum padanya namun Bagas membuang muka dan langsung pergi. Ekspresi Ralisa berubah sedih . 
Diruang guru wali kelas memberi Bagas nasihat agar dia bisa bangkit dan sembuh dar penyakitnya itu, wali kelas memberi tahu bahwa ayahnya sudah didepan untuk menjemput Bagas. 
Ternyata Bagas akan pindah lagi ke Jakarta bersama ayahnya. 
Diluar Ralisa mendengar semuanya, dia tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya, 
Ralisa berdiri didekat pintu keluar aula sekolah, dia ingin mendengar penjelasan langsung dari Bagas. Bagas muncul dengan berjalan lemas dan menunduk . Ralisa menghampirinya . 

"Ba..." belum sempat ia memanggilnya dia melihat wajah Bagas yang begitu murung dan berjalan menghindarinya, Ralisa hanya bisa memperatikan punggung Bagas dengan sedih .
Bagas verjalan ke gerbang sekolah, ayahnya sudah menunggu di samping mobil 
tiba-tiba ada ada yang memanggilnya dengan keras 
"Bagas Anggara" 
Bagas akhirnya berbalik, Ralisa berjalan pelan menghampiri Bagas, keduanya saling menatap dengan sedih. Ralisa menunduk dan memberikan kuas lukis pada Bagas, Bagas mengambilnya tapi dia masih tidak pecaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. 
Ralisa berbalik dan berlari pergi menjauh dari Bagas sambil mengusap air matanya. 



Bagas terus memandangi kuas itu di mobil, dia meminta pak sopir mengentikan mobilnya sebentar ditengah hutan Bagas membuang kuas lukis itu dari jendela mobil. 
Mobil kembali melaju meninggalkan desa Bojong 
# SELAMAT JALAN DESA BOJONG# 


*1 minggu sebelumnya 
Bagas berdiri lama didepan rumah Ralisa, akhirnya ibu Ralisa menyuruhnya masuk. Ibu menceritakan tentang Ralisa pada Bagas . 
ibu " mereka bilang dia gila karena terus mengayal tentang siswa pindahan dari Jakarta yang bernama Bagas, dia diajuhi oleh teman-temannya karena terus bertingkah aneh. Dokter bilang kondisinya yang buruk disebabkan karena kanker otak yang dideritanya. sampai suatu hari kami menemukannya pingsan di gedung musik. Kondisinya sudah sangat parah dan dokter tidak bisa menolongnya lagi. Hingga saat-saat terakhirnyapun dia terus memanggil nama Bagas. Dia memberikan surat dan buku gambarnya padaku , dia bilang kau akan datang , berikan ini padanya saat dia datang. Beberapa bulan ini akhirnya kau datang. akupun masih tidak percaya bawa kau nyata gambarnya sama persis denganmu. Kau benar-benar ada. Putriku tidak Gila" 

Bagas pergi ke kuburan Ralisa yang tidak jauh dari rumah Ralisa. Di sebuah nisan tertulis Ralisa Gunawan lahir 6 Januari 1985 dan Wafat 14 September 2000. 
Tanggal kemtian Ralisa sama dngan tanggal lahir Bagas
Bagas membaca surat Ralisa 

isi surat 


* Jika kau membaca surat ini berarti kau benar-benar nyata dan aku sama sekali tidak gila
   Bagas Anggara, murid pindahan dari Jakarta yang dikagumi oleh semua siswi disekolah.Terimakasih sudah menemaniku selama 2 bulan. Aku benar-benar bahagia sudah menjadi pacar siswa terpopuler disekolah. 
         Maaf tidak memberitahumu tentang penyakit kanker otak yang kuderita, aku benar-benar tidak merasa sakit saat bersamamu. Jadi jika aku memberitahumu tentang penyakitku pasti kau mengira aku berbohong. 
       Kau selalu ada disisiku membuat hari-hariku begitu berwarna. Menemaniku bermain piano, mengantarku pulang setiap hari, bercanda denganku dikelas, mengerjakan soal matematika bersama, menemaniku melukis, kau selalu membuatku tertawa. 
     Semuanya menganggapku gila karena terus menghayal tentangmu, tapi aku tidak pernah memperdulikan mereka. Karena ada kau, pacarku Bagas Anggara yang selalu tersenyum padaku. 
        Hari itu aku menunggumu digedung musik,aku menunggumu sampai malam dan pingsan. Setelah hari itu kau benar-benar tidak muncul selama 2 minggu, aku benar-benar rindu padamu. Sampai akhirnya kau kembali ke sekolah. Tapi kau berubah , kau murung dan mengabaikanku. 
Pembicaraanmu dengan wali kelas aku mendengar semuanya.Aku benar-benar bingung dengan apa yang terjadi.Tapi aku selalu meyakinkan diriku bahwa hanya kau yang bisa kau percaya. 
          Kepercayaanku hilang seketika dan hatiku terluka saat kau menghindariku dan berkata bahwa aku tidak nyata. Tanda tanganku dihatimu dan tanda tanganmu diotaku apa tidak berarti apa-apa bagimu? aku bahkan sangat yakin ciuman itu benar-benar nyata. 
           Sampai saat terakhir dihidupku aku masih percaya bawa kau benar-benar ada .
        Bagas Anggara hiduplah dengan baik, teruslah bermain musik dan jika bisa teruslah berlatih melukis karena gambarmu benar-benar jelek. 
         Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang terjadi padaku.,Pertemuan kita adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Aku berharap kita dipertemukan lagi ditempat dan waktu yang sama , 
Kau adalah cinta pertamaku dan selamanya akan tetap menjadi cinta terakhirku  * 



Bagas menangis membaca surat Ralisa .
Dia membuka buku gambar milik Ralisa . semua adalah gambarnya, saat sedang mengelap kaca, bermain piano, saat Bagas habis dipukuli temannya, gambar jus untuk Ralisa, saat Bagas menghindarinya, dan terakhir gambar perpisahan mereka di Sekolah .


TAMAT














         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar